06 SULUK CENGKOK MANGKU-NEGARAN: SENDHON KLOLORAN

Rekaman ini, merupakan dokumentasi berbagai tembang suluk pedhalangan ‘gagrak’ atau ‘cengkok’ (gaya, corak) Mangku-Negaran, yang juga dikenal sebagai Gagrak Sura-Karta. Awalnya, saya mendapatkan rekaman dalam bentuk CD data, berformat MP3, dari Mas Kerwin, dan lama tersimpan saja. Lalu, kemarin saya mencoba membuka dan mendengarkan isi rekaman sulukan. Saat mendengar gaya vokal dalam rekaman itu, jelaslah itu merupakan tembang suluk yang mengunakan gaya khas Sura-Karta. Lalu, saya berusaha menghubungi sahabat saya, Mas Supono, dari Kota Semarang, yang juga merupakan pengelola dan pelatih pada Perguruan Kesenian Sobokartti. Sejumlah informasi, kemudian saya dapat dari sahabat saya itu berkenaan dengan rekaman itu. Pada akhir bincang-bincang jarak-jauh menggunakan ‘messenger facebook’ itu, saya mengusulkan untuk mengunggah rekaman tembang suluk itu ke ‘youtube’, supaya bisa didengar dan dipelajari oleh khalayak ramai pecinta budaya Jawa. Atas persetujuan Mas Supono, saya persiapkan file-file videonya. Sebagai informasi, rekaman tembang suluk ini, aslinya direkam pada media pita kaset. Proses perekaman dilakukan di ruang gamelan gedung ‘Perkumpulan Kesenian Sobokartti’, Jalan Dr. Cipto 31-33, Semarang, pada tahun 2007; yakni pada masa Ketua Umum perkumpulan kesenian itu Bapak Ir. Tjahjono Rahardjo MA. Pengisi vokal tembang suluk ini, adalah Bapak/Romo Ki FX Roedjito. Sedangkan para pradangga pemain ricikan gamelan pengiringnya, terdiri dari Bapak Bambang (dari Gunung-Pati), yang memainkan ricikan rebab; ricikan gender pambarung dimainkan oleh Bapak Sutikno (almarhum); sedangkan ricikan kempul dan gong dimainkan oleh Mas Ari Kuswoto. Awalnya, upaya perekaman yang dilakukan di Gedung Sobokarti itu, atas gagasan Bapak Sunarno. Rekaman dalam pita kaset itu, kemudian oleh sahabat saya Mas Supono dan Mas Kerwin, dikonversi ke file data, berformat MP3, dan direkam ke dalam cakram CD, yang kemudian salah satunya dihadiahkan kepada saya, sebelum Mas Kerwin pindah, dari Kota Bandung ke Kota Manado. Sebagai catatan, sebelum Mas Kerwin pindah, selama beberapa tahun Mas Kerwin bersama saya berlatih bersama melantunkan tembang suluk, tetapi mengikuti gagrak (gaya) Pesisir, yang dilakukan di ruang PSTK-ITB. Sebagai catatan, sebutan ‘Sobokarti’ yang diterakan pada CD yang saya terima, dan juga pada judul text pengantar, seharusnya ditulis ‘Sobokartti’ (menggunakan dua huruf ‘t’). Demikian penjelasan dan koreksi yang disampaikan oleh Mas Supono.
Back to Top